Kala seorang menuai untung.
Ketika usahanya memperoleh laba maka terpancar kebahagiaan dimukanya sebagai cerminan hati yang merasa puas karena apa yang dilakukannya tidak terbuang percuma dan sia - sia, sejurus kemudian muncullah pemikiran - pemikiran baru, bagaimana untung yang telah diperoleh menjadi berkembang lagi, lebih menguntungkan lagi, menjadi keuntungan yang berlipat ganda. Bagaimana usaha yang telah menghasilkan laba itu dikembangkan sehingga lebih banyak lagi memberikan laba baru bahkan untuk pengembangan sayap usaha semacam ini dengan keyakinan yang tinggi mereka pun berani berspekulasi, memang sebagaian mereka mencapai puncaknya namun tidak sedikit yang gagal dan harus memendam impiannya.
Sebuah fenomena yang tampak diujung mata, kebanyakan kita bersemangat untuk berurusan dengan hal - hal yang berurusan dengan hal - hal yang menjajikan dan menguntungkan menurut pikiran dan keyakinannya walaupun itu sementara dan itu belum pasti diraihnya, andaikata saja semangat itupun ada disaat mereka berjalan dijalan tuhannya tentu akan memancarkan semangat pengabdian yang luar biasa, bukankah ketika berdagang dengan relasi kita itu adalah suatu hal yang masih bersifat spekulasi atau belum pasti untungnya, kenapa ketika ditantang untuk berdagang dengan tuhan yang untungnya sudah pasti justru kita takut dan tidak berani ?
Marilah kita cermati firman Allah berikut ini
Perumpamaan orang - orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir pada tiap - tiap butir seratus biji. Allah melipat gandakan ( pahala ) bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah maha luas lagi maha mengetahui.
( QS. Al - Baqorah : 261 )
Nampak jelas dalam ayat tersebut diatas betapa Allah SWT. menawarkan sesuatu yang sangat luar biasa kepada kita. Jika kita bernafkah Rp. 1.000 saja dijalan - Nya umpamanya, Allah akan membalasnya dengan Rp. 700.000 bahkan Allah bisa melipat gandakan lebih dari itu sesuai dengan kehendak - Nya. Betapa tawaran yang sangat signifikan yang perlu kita renungkan bahkan masih banyak lagi tawaran - tawaran lain yang sering kita dengarkan misalnya tentang keutamaan sholat berjama'ah, sholat jum'at, ibadah haji dsb.
Ketegasan kita dalam masalah ini betul - betul diuji bukankah untuk hal - hal duniawi yang kita yakini kefanaannya dan pasti akan meninggalkan kita dengan sekuat tenaga kita terima tantangannya, kenapa ketika sudah berhadapan dengan kejelasan nasib kita dialam keabadian ( uhrowi ) justru kita bias menanggapinya.
Mungkin akan lebih bijak jika jerih payah itu ( sukses duniawi ) kita jadikan jembatan untuk menghantar sukses uhrowi kita sehingga keduanya terakumulasi dengan lebih baik dan sempurna bukankah Rasulullah SAW. memberi contoh kepada kita untuk senantiasa berdo'a
Wahai tuhan kami berikanlah kepada kami kebajikan didunia dan kebajikan di akherat dan lindungilah kami dari siksa api neraka.
Petualangan kita memeang terasa belum sempurna jika hanya berjalan pada satu lini saja. Tawaran, impian duniawi yang begitu menggiurkan akan punya makna jika diimbangi dengan perniagaan kita dijalan Allah SWT. bahkan dalam masalah ini Allah menjawab semua kekhawatiran kita dikala kita berniaga dengan - Nya. Allah berfirman.
Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah SWT. maka Allah akan menjadikan untuknya jalan keluar ( kemudahan - kemudahan ) dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka - sangka
Semoga Allah membuka cakrawala pemikiran kita untuk menembus hati yang beku, mampu mengambil langkah yang jitu demi kebahagiaan kita selama - lamanya.
0 komentar:
Posting Komentar